Konsep Pembangunan Maluku di Masa Depan sebagai Kepulauan Cerdas


Penulis: Hendra Wattimena | Mahasiswa Angkatan 2019 | Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota | Fakultas Teknik | Universitas Pattimura
 
SUDUTPLAMBON.COM, Ambon-Beberapa tahun lalu, saya sempat menulis karya ilmiah terkait dengan konsep pembangunan Provinsi Maluku di masa depan, karena saya rasa suatu daerah jika ingin maju perlu punya suatu konsep besar yang sudah harus dirancang sejak dini agar ke depan dalam pembangunan dan pengambilan kebijakan yang dilakukan perlu berpedoman terhadap konsep pembangunan tersebut.

Konsep yang hendak diimplementasi dalam proses pembangunan kemudian perlu dilakukan suatu proses perencanaan sejak dini. Hal ini dilakukan karena perencanaan begitu penting dalam pembangunan dan perkembangan suatu wilayah, dimensi perencanaan (planning) dalam pengembangan suatu wilayah sangat diperlukan sebagai suatu upaya dalam pengelolaan pembangunan wilayah tersebut dalam skala makro.

Konsep pembangunan yang kemudian direncanakan sejak dini, menjadi landasan dalam menentukan arah pembangunan wilayah tersebut agar bisa menghasilkan hasil akhir yang berkualitas berupa produk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang harmonis, estetis dan sustainable bagi kehidupan komunitas dalam hal ini masyarakat di wilayah tersebut.

Perencanaan yang dilakukan berlandaskan konsep besar tersebut kemudian akan diimplementasikan secara konsisten agar mencapai tujuan yang diinginkan dengan terbentuknya perangkat pengendalian yang mampu mengantisipasi semua aspek dalam proses perkembangan wilayah tersebut secara terpadu.

Konsep besar sebagai landasan perencanaan pembangunan di Maluku yang saya rancang dalam karya ilmiah saya tersebut saya berinama Moluccas Smart Islands. Secara ringkas, konsep ini bisa diartikan sebagai suatu konsep pembangunan dengan menyatukan kemajuan teknologi dengan kearifan lokal (local wisdom) yang dimiliki oleh masyarakat Maluku dengan berbasis kepada laut pulau, karena yang perlu kita ketahui semua Maluku merupakan provinsi kepulauan terbesar di Indonesia dengan wilayah lautnya 90% sedangkan sisanya 10% merupakan wilayah darat.

Itu berarti masyarakat di Maluku lebih banyak bergantung hidupnya pada laut dan pesisir maka pembangunan yang dilakukan juga perlu berbasis laut pulau yang menjadi karakteristik geografis dari wilayah ini. Kekayaan laut yang dimiliki di provinsi ini belum mampu menggenjot tingkat perekonomian masyarakatnya. Hal ini terbukti dengan data BPS pada tahun 2021, Maluku masih masuk ke dalam provinsi termiskin di Indonesia. Pemerintah yang belum serius membangun gagasan besar berupa konsep dalam mengelola kekayaan laut di Maluku menjadi penyebab tinggi tingkat kemiskinan di provinsi ini.

Melalui konsep Moluccas smart Islands, diharapkan akan mengakomodir pemanfaatan, pengolahan, pemberdayaan serta pembangunan wilayah di Provinsi Maluku dengan pendekatan yang lebih komperhensif agar mampu mengakomodasi berbagai kepentingan dan aspek-aspek lainnya melalui pemanfaatan teknologi modern serta tidak meninggalkan pengetahuan lokal (indigenous knowledge) agar adanya pendekatan kontekstual serta pendekatan partisipatif masyarakat.

Apa sih Konsep Moluccas Smart Islands Itu?

Dalam perencanaan wilayah dan kota, kita banyak mengenal berbagai konsep pengembangan kota yang mana banyak sekali digunakan pada negara-negara di dunia dalam membangun suatu wilayah dan kota, misalnya ada yang kita kenal dengan konsep Green Cities, Smart Cities, Compact City, Satellite Town, Mega Cities. Konsep-konsep tersebut sangat penting sebagai landasan dalam melakukan pembangunan.

Jika konsep-konsep tersebut hanya digunakan pada skala kota maka konsep yang saya gagas ini mencakup wilayah yang lebih luas yaitu tingkat provinsi. Moluccas Smart Islands sendiri adalah konsep pembangunan yang saya adopsikan dari konsep smart city. Kemudian, menyatukannya dengan unsur kebudayaan Maluku dengan berbasis kepada pembangunan yang berlandaskan pada laut pulau. 

Konsep smart city sendiri, secara umum diartikan sebagai suatu konsep mengartikan smart city sebagai kota yang mengetahui permasalahan yang ada di dalam (sensing), memahami kondisi permasalahan tersebut (understanding) dan dapat mengatur (controlling) berbagai sumber daya yang ada untuk digunakan secara efektif dan efisen dengan tujuan untuk memaksimalkan pelayanan kepada warganya.

Dalam konsep ini, pembangunan perlu dilakukan lebih intens pada daerah pesisir dan laut. Pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana penunjang perlu lebih banyak berkaitan dengan laut pulau sesuai dengan kondisi geografis dari Provinsi Maluku, yang kemudian dalam pengembangannya konsep ini haruslah berorientasi atas dasar enam indikator atau faktor-faktor yang dimiliki dari konsep smart city yaitu: smart government, smart economi, smart live, smart living, smart people dan smart mobility. 

Solusi ini merupakan langkah yang tepat untuk mengatasi permasalahan kemiskinan di Provinsi Maluku. Gagasan ini akan menggabungkan teknologi modern dan cara-cara tradisional dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam pesisir agar dapat meningkatkan perekonomian tanpa merusak lingkungan hidup dengan begitu kita akan mencapai yang namanya pembangunan berkelanjutan.

Konsep dasar Moluccas Smart Islands adalah mewujudkan sebuah komunitas/lingkungan bagi masyarakat yang efesien, berkelanjutan dan memberikan rasa aman. Konsep ini meliputi pelayanan, penyusunan kebijakan publik dan perencanaan  daerah pesisir yang cerdas/pintar agar dapat membantu masyarakat yang berada di dalamnya, dengan mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat/lembaga dalam melakukan kegiatannya ataupun mengantisipasi kejadian yang tidak terduga sebelumnya.

Masyarakat harus mampu menggunakan SDM, modal sosial dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat. Konsep ini lebih menekan pada pemberdayaan sumberdaya manusia sebagai modal atau modal manusia (human capital ) dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada. 

Skill dan keterampilan masyarakat harus ditingkatkan lewat pelatihan-pelatihan dan meningkatkan kemampuan serta keterampilan masyarakat  dalam  mengelola hasil tangkapan menjadi produk serta memanfaatkan  jejaring sosial dalam mempromosikan produk yang dibuat mereka. Masyarakat pun harus dilengkapi dengan teknologi modern ramah lingkungan yang bisa digunakan untuk menangkap ikan dan mengelola sumber daya alam pesisir dan laut secara berkelanjutan, serta mendorong program-program pemberdayaan lainnya seperti UMKM dan koperasi.

Selain itu, sekolah-sekolah harus mengajarkan kepada siswa bagaimana mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam pesisir dan laut sejak dini dengan memasukkan mata pelajaran khusus yang membahas soal pemanfaatan, pengelolaan, pelestarian dan semua hal yang berkaitan dengan sumber daya pesisir dan laut, serta menambahkan elemen-elemen kebudayaan Maluku, seperti  masohi (gotong royong), pelagandong (rasa toleransi dan persaudaraan) dan budaya sasi harus diterapkan secara serius oleh pemerintah dan semua stakeholders agar masyarakat tidak mengambil sumber daya pesisir dan laut secara berlebihan. 

Pengembangan sumber daya manusia di Maluku haruslah menghasilkan para lulusan yang siap kerja di industri perikanan dan kelautan. Pemerintah perlu membuka lebih banyak sekolah kejuruan dan jurusan-jurusan yang berkaitan dengan perikanan di Provinsi Maluku. Para siswa sejak dini sudah harus diarahkan agar kelak menjadi ahli di bidang perikanan dan kelautan. Hal ini dianggap sangat perlu agar kelak akan lebih banyak sumber daya manusia di Maluku yang mampu mengelola lautnya sendiri.

Daerah permukiman di pesisir pantai sebagai tempat tinggal para nelayan harus dikembangkan menjadi desa wisata. Kegiatan wisata yang ditawarkan pada desa wisata ini harus menuntut wisatawan asing agar dapat berinteraksi langsung dalam kegiatan penangkapan ikan dan acara-acara seremonial adat, seperti sasi. Tentunya kegiatan ini akan memberikan kesan yang berbeda kepada wisatawan karna memiliki keunikan tersendiri, serta mempromosikan destinasi wisata bahari yang ada dengan menggunakan media sosial.

Masyarakat pesisir harus dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur yang memadai mulai dari penataan permukiman yang baik, sanitasi untuk mengelola sampah dan limbah, serta menyediakan jamban, penyediaan pelabuhan, pasar dan didukung dengan  kapal, perahu dan alat penangkapan ikan  yang modern dan ramah lingkungan. Di daerah pesisir juga harus menyediakan ruang terbuka hijau, seperti hutan mangrove sebesar 30%.

Dalam implementasi konsep Moluccas Smart Islands, perlu adanya pemerintahan yang memanfaatkan teknologi  dalam proses pemerintahan, yakni pengelolaan pemerintah berbasis elektronik. Misalnya, pembuatan website pemerintah desa dalam rangka mewujudkan transparasi desa, pelayanan berbasis elektronik, pemanfaatan media sosial untuk memberikan keterbukaan publik dan menampung aspirasi masyarakat.

Selain itu, faktor yang mendukung terciptanya konsep Moluccas Smart Islands, yaitu perlu adanya inovasi perguruan tinggi di Maluku di mana diharapkan bisa membantu masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam. Dalam mengembangkan konsep ini, perlu memperkenalkan kepada masyarakat  mengenai ICT (Information and Communication Tecnologi) terutama untuk meningkatkan produktivitas, meningkatkan perekonomian, membuka kesempatan bagi penyaluran informasi mengenai potensi sumber daya pesisir dan laut, SDM, dan kegiatan produktivitas masyarakat yang dapat diakses melalui website dan menciptakan aplikasi berbasis android yang dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi nelayan. Nelayan pun harus dibekali dengan IPTEK yang kuat dalam melihat peta penyebaran dan alur migrasi ikan sehingga dapat mendeteksi daerah penangkapan (fishing ground) dan nelayan perlu dilengkapi dengan teknologi GPS ketika hendak melaut.

Selain itu, masyarakat pesisir harus dibekali dengan perlengkapan teknologi pesisir secara terintegrasi dengan cakupan pembangunan yang luas dan dipadukan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan tujuan, antara lain: menciptakan perencanaan dan pengembangan daerah pesisir  di mana permukiman penduduk harus layak huni, maju dan modern, serta meningkatkan produktivitas daerah dan daya saing ekonomi agar dalam pembangunan yang dilakukan bisa lebih efektif. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemetaan wilayah Maluku ke dalam beberapa wilayah yang sesuai dengan potensi sumber daya alam yang tersedia. Untuk itu, wilayah Maluku dibagi dalam 4 wilayah besar yang sesuai dengan potensi yang dimiliki:

Pertama, wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan pemerintahan yaitu sebagai pusat sentral pembangunan yang terletak pada Pulau Seram, di sana nantinya aktivitas yang difokuskan adalah aktivitas pemerintahan dan ekonomi. Alasannya, karena Pulau Seram merupakan pulau terbesar di Maluku, ibukota Provinsi Maluku pun harus dipindahkan ke sana tidak bisa di Pulau Ambon lantaran Ambon sangat kecil dan tidak efektif untuk dijadikan sebuah kota.

Wilayah kedua adalah wilayah pusat pendidikan, kebudayaan dan wisata yang terletak di Pulau Ambon, Lease, dan Pulau Banda. Wilayah untuk pendidikan akan dikonsentrasikan di Pulau Ambon. Nantinya, aktivitas mengenai kegiatan pendidikan, kebudayaan dan wisata difokuskan di wilayah ini.

Ketiga yaitu kawasan pertanian dan industri yang akan ditempatkan pada wilayah Pulau Buru. Sedangkan yang keempat adalah wilayah pusat perikanan yang akan ditempatkan di wilayah Kabupaten Aru, Kota Tual, MBD, Maluku Tenggara, Maluku Tengara Barat dan sekitarnya.

Hal terakhir yang perlu diperhatikan, yaitu konsep dari gagasan ini agar mencapai tujuannya maka dalam mewujudkan gagasan ini perlu adanya kerjasama serta kolaborasi yang penuh secara konsisten dari berbagi pihak, di mana pemerintah sebagai regulator harus berperan penting mengambil kebijakan dan serius dalam rangka pengimplementasian.

Selain pemerintah, dibutuhkan juga akademisi yang dapat melahirkan inovasi-inovasi dan ide-ide kreatif, serta dibutuhkannya peran penting dari kalangan bisnis. Tentunya, dalam pengimplementasian gagasan ini tidak serta merta langsung terwujud secara instan namun dibutuhkan waktu, biaya dan tenaga yang mana memerlukan proses secara konsisten dan sistematis, mulai dari sosialisasi, mobilisasi, persuasi hingga implementasi.

Saya sangat yakin dengan konsep Moluccas Smart Islands ini. Oleh sebab itu, kita dapat membentuk dan menerapkan daerah pesisir yang aman, nyaman, terkendali dan mempermudah akses bagi masyarakat serta memperkuat daya saing dalam hal perekonomian, sosial, teknologi dan pariwisata dengan tetap menjaga nilai-nilai adat istiadat dan budaya Maluku dalam melestarikan sumber daya pesisir dan laut. Pelaksanaan program ini dapat didukung dengan dana desa dan merangkul swasta untuk berinvestasi, memberdayakan masyarakat dan membangun infrastruktur penunjang.

Strategi pemberdayaan masyarakat pesisir  adalah faktor utama yang sangat penting untuk membangaun konsep Moluccas Smart Islands di daerah pesisir untuk memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Dalam mewujudkan konsep ini, kesamaan paradigma harus searah di mana dibutuhkannya kerjasama yang baik antara semua pihak dan hal yang terpenting dalam mewujudkan Moluccas Smart Islands adalah pemerintahan yang cerdas (pemberdayaan dan partisipasi). 

Di mana pemerintah harus sanggup mengimplementasikan perencanaan daerah pesisir secara baik untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan meningkatkan layanan masyarakat dan mengintegrasikan beberapa elemen yang ada, seperti pemerintahan, ekonomi, kualitas hidup, lingkungan, sumberdaya alam dan transportasi.

 

Sudut Plambon
Sudut Plambon Media mahasiswa yang fokus membagikan artikel seputar dunia mahasiswa dan juga berita terkini

Posting Komentar untuk "Konsep Pembangunan Maluku di Masa Depan sebagai Kepulauan Cerdas"