Kumpulan Puisi Bertemakan Covid-19 Terbaru

Sumber: Pixabay.com


2020
Karya : Theodora Ch.Tuakora

Tahun ini istimewa
tangis dan tawa berjalan bersama
Tahun ini adalah ujian
cara tuhan membentuk iman

Tahun ini adalah syukur
bumi tampak begitu subur

Tahun ini adalah berkat
setiap insan mengolah bakatnya dengan hebat

Tahun ini sungguh romantis
dunia berhasil memeluk suka dan duka sampai ke finis

Waipia, 24 Desember 2020

 
Cinta Daring
Karya : Theodora Ch. Tuakora

Sepasang mata yang semula kutatap sangat dekat
kini hanya kutatap lewat layar
jemari lembut yang semula kugenggam erat
kini hanya mampu mengetik aksara tuk kubaca
senyuman indah yang semula kunikmati saat penat

kini tersembunyi di balik masker yang melekat
suara yang semula kudengar bak akan memecah gendang telinga
kini hanya bisa kudengar lewat udara
pelukan yang semula memberi rasa hangat
kini terhalang oleh jarak

Namun aku percaya,
corona tak akan bisa membuat cinta kita cacat

Waipia, 24 Desember 2020


Hidup
Karya : Theodora Ch. Tuakora

Aroma hidup memang tak tertebak
kadang harum "suka" semerbak mewangi
kadang pula bau "duka" merebakkan air mata di pipi
semuanya selalu hadir tanpa negosiasi

Namun kita tak perlu khawatir
hati kita itu multifungsi
dia akan menjadi detoksifikasi duka
juga wadah untuk menampung suka sebagai vitamin jiwa

Harapan kita harus selalu dijunjung
walau situasi sedang berkabung
mimpi kita harus tetap dirangkul
walau kenyataan membuat kita merasa terpukul

Karena pada dasarnya,
alur hidup memang seunik itu

Waipia, 28 Desember 2020

 
Mundur Atau Maju
Karya : Theodora Ch. Tuakora

Gulungan ombak menyapu pantai
menghapus jejak langkah yang kutinggalkan
tak sedikitpun kuhiraukan, aku terus melangkah
dan lagi-lagi...,

Ombak menghapus jejak langkah yang kutinggalkan
sejenak langkahku terhenti
saat gejolak kenangan di kepala memaksaku 'tuk kembali menatap ke belakang
ternyata oh ternyata, ada ribuan kisah yang melambaiku tuk kembali
ya, mereka adalah kisah yang baru saja kutinggalkan dengan berani
serentak hati dan logikaku berperang
hatiku gigih memaksaku untuk kembali
namun logikaku memaksaku untuk terus mengukir langkah baru


Huh...
Dilema aku,
aku harus mundur atau maju ?
akhirnya kuputuskan mundur satu langkah
namun untuk langkah-langkah berikutnya,
kumemilih untuk maju.
maju.
dan terus maju.

Waipia, 28  Desember 2020

 
Amin
Karya : Theodora Ch.Tuakora

Doa...
Alat komunikasi abadi di dunia
doa tak perlu bahasa formal
tidak juga memperhatikan pilihan diksi yang indah
doa hanya memerlukan ketulusan hati
jiwa yang mau mengabdi,
juga penyerahan diri

Besar harapku,
semoga doa-doa di akhir tahun ini bisa diakhiri dengan amin paling manis
amin yang mengajarkan untuk memetik makna baik di antara kisah tragis
amin yang membawa langkah menuju tahun baru,
dengan kenangan-kenagan yang semanis kismis

Waipia, 28  Desember 2020

 

Sumber: @hendra_wattimena


Secarik Harapan
Karya: Shintia Tuasela

Tahun dua ribu dia puluh ini….
adalah tahun dimana kita mengalami banyak sekali kesusahan…
tahun dimana kita banyak menetaskan air mata
banyak orang menangis…
banyak orang yang mengalami duka yang mendalam

Wabah korona…
kapan ini semua berakhir?
kami berkeluh…
kami diam…
tetapi penderitaan kami makin berat


Apa yang harus kami lakukan?
apa kesalahan yang kami lakukan?
semua yang menimpa kami seperti beban berat
Hanya secarik harapan yang kami harapkan
semoga di tahun depan wabah ini segera berakhir…

Ambon, 24 Desember 2020

Doa di Tahun ini
Karya: Shintia Tuasela

Apa yang pertama kali terdengar di tahun dua ribu dua puluh?
korona?
ya! wabah korona…

Korona membuat banyak orang kehilangan orang yang mereka kasihi
korona membuat banyak orang dibendung rasa ketakutan
korona membuat banyak orang dibendung dalam rasa duka

Hanya tuhan yang dapat menolong kami
hanya tuhan tempat kami berharap
selamtkanlah kami ya tuhan

Lepaskan kami dari penderitaan kami ini
kami hanya berdoa kepadamu ya tuhan
dan pada waktunya engkau memulihkan semuanya…

Ambon, 24 Desember 2020

Lembar Kehidupa
Karya: Shintia Tuasela

Tahun dua ribu dua puluh telah berlalu
tahun dimana banyak sekali duka dan air mata…

Dan sekarang kita menapaki tahun yang baru
lembar kehidupan yang baru
seperti buku kosong yang perlu diisi
begitu pula hidup kita yang diisi dengan cerita yang baru

Kita telah lama dibendung dalam kesedihan
kita kita harus melupakannya
dan memulai semua itu dengan senyuman baru
sudah banyak air mata yang jatuh
sudah banyak sesusahan yang menimpa
sekarang biarlah semua itu berlalu…

Di tahun yang baru ini kita harus membawa suka
di tahun yang baru ini kita harus lebih bahagia…

Ambon, 24 Desember 2020

Pelangi Sehabis Hujan
Karya: Shintia Tuasela

Tahun telah berganti…
tahun yang menyisakan duka ddan air mata
kita telah menapaki tahun yang baru…
seperti pelangi sehabis hujan

Begitu pula tahun yang telah kita tapaki ini…
kita harus melupakan segala penderitaan yang telah kita lalui
sekarang kita memulai cerita baru, ditahun yang baru ini

Tahun ini…
jangan lagi ada air mata
jangan lagi ada duka
jangan lagi ada penderitaan
yang terjadi biarlah terjadi, yang terjadi biarlah cukup sekali…

Mari kita memulai tahun ini dengan suka
mari kita memulai cerita yang baru
mari kita memulai kebahagiaan yang baru…

Ambon, 28 desember 2020

Perahu Kehidupan
Karya: Shintia Tuasela

Aku  telah bercerita kepada sang empunya kehidupan
mengenai lika liku kehidupanku kemarin
 
Aku meminta kepada-nya, agar penderitaanku kemarin tidak terulang lagi
seperti perahu yang menyebarangi lautan
dengan deburan ombak yang menerjang, aku takan menyerah
Aku mendayung perahu harapanku, menuju garis pantai kehidupan
dalam perjalananku, aku membawa seluruh harapanku


Dan dimana aku telah sampai digaris pantai kehidupan yang ku tuju
dan disitulah aku mendapatkan seluruh kebahagiaan yang hilang dariku

Ambon, 28 desember 2020

 

Sumber: Pixabay.com

Sendu 2020
Karya Atris G Pattiasina

Perih bukan main ketika hamparan jeritan berteriak ,
bumi menangis ketika dunia terlihat sunyi
ratapan di sudut – sudut kota wuhan,
bergema hingga ke pelosok negeri
kekacauan diberbagai tempat

Air mata kesediahan dan rasa takut menjadi teman 2020
banyak yang berubah bukan soal hati, melainkan kebiasaan
2020 yang sungguh rumit

Banyak harapan yang sirna dan banyak mimpi yang pudar
letih dan keluh kesah menjadi begitu biasa
begitu banyak sendu yang melekat pada raga,
begitu banyak hal yang tertunda

Hujan di kota – kota besar menjadi pelengkap
musibah dan pandemi menjadi musuh tahun ini
entah apa yang terjadi pada 2020?
sekiranya ada hikmah yang bisa diambil.
 
Ambon , 28 Desember 2020

Si Kecil Pandemi
Karya Atris G Pattiasina

Covid-19 nama yang begitu ramah ditelinga
namun sakit yang pedih ketika dampaknya berulah
berbagai media memberitakan engkau, sungguh ganas
merenggut belahan jiwa terkasih

Banyak raga  yang tergulai lemas akibat si kecil yang tak kasat mata
kelaparan menjadi akrab dengan pandemi
masker dan cairan pencuci tangan adalah teman wajibku.

Angka kematian dan penyebaran yang semakin tinggi
merenggut kebebasan banyak jiwa
nafkah yang tertunda akibat pandemi ,
tes  yang berbayar, vaksin yang berbayar, data palsu  adalah hal biasa

Si kecil datang namun tak tahu kapan pergi
ada yang pergi namun tak akan kembali
menitipkan semangat untuk mematuhi protokol kesehatan
semua sedang berupaya untuk tetap hidup dan ada.
berdoalah semoga hari esok ada berita baik yang tersiar.

Ambon , 28 Desember 2020

Secerca Harapan
Karya Atris G Pattiasina

Banyak hal yang terjadi di 2020
pandemi mengikis habis harapan orang terkasih
teriak mahasiswa pilu di berbagai tempat,
bencana alam turut meramaikan lara di hati.

Ketika pejabat asik menikmati lembaran korupsi ,
malah rakyat yang mengemis sengsara
kantong – kantong sembako tersenyum manis
namun masih banyak panah yang tak tepat sasaran

Isu dan konflik membuat panas minioritas
keadilan sering disepelehkan
lantas disebut apakah penderitaan macam ini ?
ketika  mayoritas adalah utama dan minioritas tak dihitung
Sudahi kegaduhan ini banyak harapan yang tenggelam
banyak harapan yang pupus di tengah jalan
namun lagit tak selamanya mendung
2021 semoga engkau hadir dengan secerca harapan

Ambon , 28 Desember 2020

Tapak Kaki Rakyat Jelata
Karya Atris G Pattiasina

Jalan berliku dan penuh  tantangan, sudah biasa ia tapaki
tangisan yang mengiringi langkah kaki adalah teman sebaya
apalah daya si jelata
untuk sesuap nasi ia harus mencambuk diri sendiri

Penat membelenggu pikiran
ketika harga sembako tak berkompromi dengan si jelata
ahh...
biarlah mereka susah , mereka tak menguntungkan
kata si pembesar negara

Namun tapak kaki yang rapuh itu terus  mengayuh nasib
menuai rejeki, berbekas di sawah, di jalanan kota besar
ia mengais harapan hari esok
sedangkan  konglomerat dan tikus berdasi menahan nikmat kehidupan
rakyat jelata hanyalah objek kampanye si pejabat
miris sekali engkau tak berdaya wahai jelata negeri ini
andai ada keajaiban semoga tapak kaki yang melangkah
menuai rizki kehidupan dan sengsaramu berbayar kemakmuran.

Ambon , 28 Desember 2020

 

Sumber: Pixabay.com



Hitam & Putih Cinta
Karya: Shella Triyanti
 
Kerlap-kerlip bahtera kisah
tak luput dari gemilau cinta
hitamnya saat jauh dari jumpa
redupnya pelita kala kekosongan tiba

Tak pernah berpikir menyatu denganmu
memiliki rasa yang tak pernah terbesit
semua nyata tanpa ada skenario
meski tersadar ini skenario tuhan

Lambat laun tuhan mempertemukan
derap detik mulai menyatukan
keredupan mulai menyala
hitam kosong mulai putih berisi

Kini kita sedang merangkai kisah
segala juta harap berusaha agar terwujud
menjaga putih cinta agar tak menghitam
dan semua ini, hanya bersamamu.
Bersamamu, memijakkan cinta

Ambon, 29 Desember 2020

 
Rinai Rindu Akhir Tahun
Karya: Shella Triyanti

Malam begitu hening nan sepi
riuh sekali dalam hati dan pikiran
rindu berjatuhan dari langit
melepas rasa pada bumi

Aku kalah oleh rinai rindu
aku tak mampu melepas kerinduan padanya
hingga di penghujung tahun aku masih membisu
aku hanya trauma, sebab hati selalu dipatahkan

Hujan,
sampaikan percikan rindu padanya
kiranya bukan hanya tahun yang berakhir
namun rindu pula  yang berakhir jumpa

Ambon, 29 Deseber 2020

Penghujung Rasa
Karya: Shella Triyanti

Semilir waktu terus bergulir
lembaran hati terisi berbagai coretan
namun ada coretan yang begitu pekat
permanen menggunakan tinta abadi

Jejak rasa menapaki dinding hati
ukiran kenangan terpahat begitu dalam
membuat kalbu terlena oleh ayunan rasa
seolah membuat diri tak berdaya

Ingin rasanya bangkit
keluar dari jurang penghujung rasa
namun semua sudah menjadi candu
meski rasa hanya sepihak

Aku hanya berharap agar rasa ini berakhir
membersihkan hati menyambut Januari
membuka lembaran coretan baru
dan menutup kisah lalu

Ambon, 29 Desember 2020

 
Virus Cinta 19
Karya: Shella Triyanti

Dari negeri Cina berjumpa di Indonesia
virus cinta yang mematikan bertebaran
jalan rindu menjadi sunyi
keramaian seketika hening menyepi

Rasa dibatasi oleh jarak 1 meter
rindu diharuskan pakai hand sanitizer
cinta membisu terhalang masker
hingga kehidupan menjadi berbeda

Harapan hanyalah ingin hidup normal
terbebas dari virus yang mematikan
rupanya sudah cukup lama ia bertahan
semoga saja tahun baru ia pamit pergi

Ini bukan harapan aku saja
melainkan harapan semua yang bernyawa
sebab sudah banyak nyawa yang melayang
dan jangan sampai ada korban melayang lagi

Ambon, 29 Deseber 2020

Secarik Kesan untuk Corona
Karya: Shella Triyanti

Semilir hari berhembus keluhan
pilu rakyat menjadi lagu menyedihkan
untaian doa menjadi melodi romantis
virus melekatkan diri pada sang pencipta

Dibalik lirih hati yang merintih
kehidupan yang dibatasi peraturan
ada seuntai hikmah yang dapat dipetik
semua patut untuk disyukuri

Bukan hanya sekedar pesan
namun ada kesan manis yang diberi
bila corona nanti kan pergi
kiranya sejarah menjadi saksi bisu

Semua akan berakhir
alunan melodi doa akan terwujud
bersabarlah. semoga tuhan mengiyakan
akan ada pelangi di penghujung rinai corona

Ambon, 29 Deseber 2020


Antara Jarak dan Kamu
Karya: Shella Triyanti

Semesta memberi ruang rindu antara kita
sejengkal jarak tak mampu menggenggam rasa
aku yang mulai berkawan oleh jarak
aku yang mulai rindu akan sebuah temu

Penat rasanya terhalang oleh jarak
demi secercah harap masa depan
kita rela berpisah sejenak
agar kiranya kan bahagia bersama kelak

Aku tak mampu mendekapmu
aku tak mampu menggenggam erat
bahkan aku tak mampu sekedar merangkul
aku hanya mampu menjaga dari sudut kejauhan

Kita memiliki juta harap bersama
bersanding kelak dalam satu  payung yang sama
bersabarlah dengan jarak
aku sabar menanti kedatanganmu

Ambon, 31 Desember 2020

Bulan Belum Sempurna
Karya: Shella Triyanti

Senja hadir dikala sore tiba
mentari sirna larut bersama jingga
jangkrik bernyanyi pertanda malam tiba
langit pun perlahan gulita menusuk sepi

Kerlap-kerlip bintang menari bagai cahaya
rembulan hadir namun hanya separuh hati
apakah ia kecewa dengan langit?
ataukah ia sedang patah hati?

Hembusan angin berkeliaran tanpa arah
aku pun mulai larut tersendiri
rembulan ku tak sempurna malam ini
izinkan aku tuk menyempurnakan mu

Awan hitam mulai menutupi separuh hati
bintang perlahan sembunyi entah dimana
tembakan langit berbunyi
pertanda hujan kan merintik malam ini

Memang tak sempurna kehadiranmu
semesta tak merestui kita berjumpa
sekedar aku menyempurnakan mu pun tak bisa
aku kan tetap menunggu mu

Aku yakin dan aku percaya
suatu malam nanti  kau akan hadir dengan elok
menampilkan kesempurnaanmu di atas sana
dan membuat ku terpukau akan hadirmu

31 Desember 2020

Kincir Berputar Pun Kehidupan
Karya: Shella Triyanti

Aku berada di atas kincir
mereka berada di bawahku
perlahan aku tergelincir
akupun menjadi dibawah mereka
 
Hari ini kau tertawa bahagia
aku merenung akan duka pilu
semilir hari berputar pada waktunya
akupun bahagia dan tidak denganmu

Derap langkah terus maju
mundur sekejap tuk meraih kompas kedepan
tak berlari dengan kuat
berjalan perlahan menikmati adanya

Kincir terus berputar
jangan sampai kau tergelincir
kehidupan terus berjalan
jangan terbuai ayunan merdu

Kau dan aku berada pada kincir yang sama
hanyalah posisi yang berbeda
terkadang kau diatas kadang pula aku dibawah. pun sebaliknya
lihatlah kebawah!!!
terdapat jurang begitu curam
berhati-hatilah duhai kekasih
jangan sampai kau tenggelam

31 Desember 2020

Hujan Kenangan di Bulan Juni
Karya: Shella Triyanti

Juni
entah mengapa hadir kembali
entah mengapa semua terasa lara
entah mengapa asing dirasa hati
dan entah mengapa teringat kembali

Juni
malamku ramai dengan rintikanmu
percikan air menari diatas genteng kenangan
membuat malamku tak terasa sunyi
sebab bisingnya jangkrik ditemani bisingnya rinaimu

Juni
semua kembali tanpa dipinta
terulang kembali tanpa menengok
hingga saatnya kan pergi kembali
tanpa bersalam sekedar pamit dari rasa

Juni
rasa kembali lepek akan hujan kenangan
kembali basah akan adanya rasa tersisa
namun akankah kering bersama bahagia?
atau kering bersama duka melara kembali?

Juni
teruslah merintik pada rasa
tanpa menampik pada kenangan
mentari kan hadir dengan terik
bersiaplah agar tak mudah tertarik.


31 Desember 2020

 

Sudut Plambon
Sudut Plambon Media mahasiswa yang fokus membagikan artikel seputar dunia mahasiswa dan juga berita terkini

Posting Komentar untuk "Kumpulan Puisi Bertemakan Covid-19 Terbaru"