
Sumber: Pixabay.com
Indomie di Curi Tikus
Karya: Hendra Rusdi Wattimena
Seorang pengemis tua kelaparan
dibelinya dua bungkus Indomie rasa Ayam
dengan uang recehan hasil ngemis seharian
satunya disimpan dibalik kardus tempatnya menaruh pakaian
satunya lagi dimakan tanpa direbus,
diremas-remas kemudian dimakan dimasukan dalam mulut
badanya yang tadi lemas, suda agak baikan
karena ususnya yang kosong suda sedikit terisi
Sekor tikus pasar, dari tadi memperhatikan pengemis tua menyimpan
Indomie tersebut, suda berencana mencurinya
tapi tikus itu bukan sembarang tikus
tikus ini punya hati bukan seperti tikus-tikus berdasi
yang mencuri uang rakyatnya sendiri
Tikus pasar itu tak sampai hati
walau dia dikenal pencuri profesional
tapi dia masih punyah nurani
tak harus mencuri sebungkus indomie
dari pengemis tua yang hampir mati kelaparan
Tikus itu masi punya etika dalam mencuri
bukan seperti tikus berdasi
yang rakyatnya sudah mati kelaparan karena pandemi
malah korupsi dari setiap bungkus indomie
tak dihukum mati, malah dibelah sampai mati
mau bagimana lagi?, begitulah negeri ini
Makariki, 23 Desember 2020
Terima Kasih 2020
Karya Hendra Rusdi Wattimena
Teruntuk waktu yang telah berlalu dengan jutaan peristiwa
teruntuk semua kenangan di 2020
teruntuk kisah-kisah indah yang telah kulukis disana
teruntukmu 2020 yang telah mengajarkanku bagimana pentingnya rebahan
berdiam diri di rumah menutup pintu rapat-rapat
terima kasih 2020 yang telah mengajariku banyak hal
2020 kini telah di penghujung
kalender 2020 akan dipisahkan dari dinding
dua belas bulan engkau dan dinding rumahku saling berpelukan
kini akan dipisakan kau akan pergi untuk selamnya
meninggalkan dinding putih yang diam membisu
tapi kenangan, cerita dan semua tentangmu tak akan aku lupakan
Terima kasih 2020 yang telah mengajariku
tentang bagimana caranya mencintai kasur
mengajariku tentang bagimana caranya mencuci tangan yang baik
menjaga jarak, menjaga hati dan menjaga perasaan
Teruntukmu 2020, kau akan berlalu ditelan waktu
tapi bagiku semua cerita tentang cintaku
telah kau ketahui dengan detail
terima kasih 2020 yang telah mengajariku
bertahan ditengah pandemi
melwati masa-masa sulit ini
sekali lagi untukmu 2020
terima kasih untukmu yang telah membuatku tersiksa
oleh rindu yang terus-terusan membelengu
Pusat Desa, 27 Desember 2020
Misteri Pandemi
Karya Hendra Rusdi Wattimena
Derai-derai air mata jatuh satu-satu basahi pipi
mengenang semua yang telah terjadi
dua belas bulan telah berlalu
aku masih sendiri
ditemani sunyi dan berita disana-sini
perihal pandemi yang belum juga berakhir
Retinaku menatap jauh melampaui ruang dan waktu
dan otaku berimajinasi liar terbang menembus awan biru
apa yang akan terjadi ditahun baru
mungkinkah aku akan berhenti memakai masker
atau aku akan diberi vaksin
agar tubuku kuat dari serangan virus
Semua ditahun yang baru
masih menjadi misteri ilahi
apakah pandemi akan berakhir
atau akan lebih ganas lagi
kita tak ketahui semua itu
Hanya bisa tafakur
kemudian melipat tangan
memejamkan mata lalu menaikan doa-doa
kepada dia yang menciptakan seisi buana
Pusat Desa, 29 Desember 2020
Sadarlah Mungkin Kau Selanjutnya
Karya Hendra Rusdi Wattimena
Jeritan tangis terdengar sepanjang tahun ini
ketakutan mendekap seisi bumi
kecemasan menerobos sekat-sekat kehidupan
seisi buana dihantui oleh pandemi
si virus jahat telah menelan jutaan korban
mayat-mayat berdesak-desakan masuk liang lahat
Keringat para dokter dan perawat
bercucuran dalam mantel putih
tubuh mereka dibanjiri keringat dan air mata
berjuang di garda terdepan melawan Korona
walau dicacai dan difitna
tapi mereka tak peduli
karena jutaan orang harus diselamatkan dari hardikan malaikat maut
Orang-orang diluar masi tak peduli
menganggap semua ini hanya ilusi
permainan konsipirasi elit global kata mereka
sedangkan banyak nyawa yang suda melayang
dan kalian masih saja tertawa gembira
tanpa memikirkan semuanya
Sadarlah....
jangan sampai kau adalah salah satu
dari jutaan korbaan berikutnya
tunggu saja waktunnya
karena virus datang tanpa harus memberi tahu
Pusat Desa, 29 Desember 2021
Semua Akan Berlalu
Karya Hendra Rusdi Wattimena
Daksa terhempas pada tumpukan rindu
semua cerita telah berlalu melewati lorong waktu
bersama seisi ronga dada yang begitu ambigu
aku tak lagi bertandang dengan semua yang telah berlalu
Kini tangis, tawa, canda dan bahagia
semua telah menjadi tumpukan kenangan
yang hanya bisa diingat kembali
tapi tak bisa terjadi lagi
2020 memang penuh dinamika
dari awal hinga berakhirnya
masi tetap membahas hal yang sama
Korona, Korona, dan Korona
jika nanti semua telah berlalu
2020 akan dikenang selalu
dalam buku-buku sejarah
menulis semua tentangnya disana
sebagai bukti bahwa manusia
tak pernah kalah dari yang namanya pandemi
Pusat Desa, 29 Desember 2020

Posting Komentar untuk "Kumpulan Puisi Bertemakan Covid-19"